Senin, 21 Desember 2015

Mata

Binarku tidak lagi seelok dulu
Sesudutan mataku meneteskan embun
Tak mengenal pagi, siang ataukah malam
Berembun dan menetes perlahan

Sesekali sesegukan menempa ebun yg menetes tanpa ada henti
Bukankah suatu bencana?
Semakin merasa tatapan ini kosong

Melalui limbah bersemah seperti sampah
Tanpa ruang gerak yg nyata
Disana ada mereka yg terus tertawa
Lelahku tiada henti untuk mencemooh diri

Rabu, 16 Desember 2015

Kehampaan tanpa kekosongan

Ukiran nama telah usang berdebu penuh pengharapan!
Harapan  kehadiran hembusan angin menghapus tanpa tangan.
Hanya saja tak akan ada angin dalam hampa,
Seperti hidupku tanpa menyebut nama terkasihku

Namun, kehampaan ini tak kosong!
Dia, dan kita akan bersama-sama.
Iya.... mereka adalah cahaya dan suara
Selalu menemani tanpa melukai
Tidak mungkin mereka bisa menyentuh tanpa inginku
Lalu mereka menghiburku tanpa mengenal waktu
Tanpa mengingat bagaimana jahatnya aku terhadap keduanya.

Mereka tanpa takut kulukai
Dan tidak ingin membenahi dendam
Perasaan yang bebas sebebas lautan
Menghamparkan pesona keasrian

Apakah akan terus seperti ini?
Disuatu kondisi aku menyukai, dan dikondisi lain aku membenci